Keuangan Syariah di Panggung Dunia, BSI Ajak Dunia Menuju Pembiayaan Berkelanjutan di UN ECOSOC
3 mins read

Keuangan Syariah di Panggung Dunia, BSI Ajak Dunia Menuju Pembiayaan Berkelanjutan di UN ECOSOC

Jakarta, 29 April 2025 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengambil peran penting sebagai perwakilan Indonesia dalam forum internasional yang diselenggarakan oleh United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) Forum on Financing for Development. Forum yang berlangsung di Markas Besar PBB di New York ini membahas tentang pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dalam acara tersebut, BSI memaparkan berbagai inovasi dan peran sektor keuangan syariah yang semakin diperhitungkan dalam agenda global untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

BSI, yang menjadi representasi Indonesia, menekankan betapa keuangan syariah dapat mendukung pencapaian SDGs dengan cara yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Direktur Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, dalam pemaparannya, menyatakan bahwa keuangan syariah sangat berpotensi untuk menjadi motor penggerak dalam pembiayaan yang tidak hanya mengutamakan keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Cahyo menjelaskan bagaimana sektor ini mampu memberikan akses keuangan yang lebih luas, terutama bagi mereka yang selama ini belum terjangkau oleh sistem perbankan konvensional.

“Prinsip-prinsip yang ada di keuangan syariah sangat sesuai dengan cita-cita pembangunan global, yang memperjuangkan manfaat ekonomi riil dan keberlanjutan. Prinsip-prinsip tersebut menumbuhkan semangat untuk saling menguntungkan, yang didukung oleh kerangka etika dan dampak sosial dan lingkungan yang kuat. Selain itu, prinsip-prinsip ini memprioritaskan transparansi, yang menjadikan keuangan syariah bukan sekadar pilihan finansial, melainkan juga komitmen untuk masa depan yang lebih adil dan bertanggung jawab,” kata Cahyo.

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI memaparkan tiga pilar utama yang menjadi pedoman operasionalnya dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, yaitu sustainable banking, sustainable operation, dan sustainable beyond banking. Dalam perjalanan menuju pencapaian SDGs, BSI juga melakukan berbagai upaya untuk mendukung Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Melalui kampanye Green Business Culture, BSI turut mengurangi jejak karbon perusahaan dan berupaya keras untuk terus meningkatkan penyaluran pembiayaan yang berfokus pada sektor-sektor yang ramah lingkungan, seperti energi bersih dan produk ramah lingkungan.

Selain itu, BSI juga aktif mengembangkan produk-produk keuangan berkelanjutan, seperti Sukuk Mudharabah Keberlanjutan, yang bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap sektor pendidikan, kesehatan, energi, dan perumahan. Sukuk ini bukan hanya memberikan manfaat ekonomi bagi investor, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan sosial dan pengurangan emisi CO₂.

“Selain itu, BSI juga mengumumkan keanggotaan terbaru dalam United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI), yang memperkuat komitmen BSI dengan menandatangani Principles for Responsible Banking. Bersama-sama, kita membayangkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” paparnya.

Bersamaan dengan itu, BSI juga memperkenalkan Green Zakat, sebuah inisiatif yang mengintegrasikan keberlanjutan dalam praktik zakat. Kolaborasi dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan UNDP ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi zakat dalam mendukung pembangunan sosial dan lingkungan. Green Zakat ini bukan hanya menjadi alat untuk pengentasan kemiskinan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memajukan ekonomi berkelanjutan.

“Keuangan syariah menjadi kekuatan penting dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia dan memberikan kontribusi substansial bagi pembiayaan dan sosial. Peran penting ini ditampilkan dalam Kerangka Pembiayaan Nasional Terpadu, Asta Cita, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029, dan Rencana Induk Keuangan Islam Indonesia. Ini diwujudkan dalam kebijakan yang dibentuk oleh peraturan keuangan berkelanjutan,” tutup Cahyo.

Agustin Arry Yana, Direktur Pendanaan Multilateral Bappenas, menambahkan bahwa BSI dipilih untuk menjadi perwakilan Indonesia di forum internasional ini karena ketangguhan sektor keuangan syariah yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan global. 

“Kami melihat kiprah dan pencapaian BSI selama ini di sektor perekonomian syariah menjadikannya cocok sebagai representasi Indonesia di forum UN ECOSOC ini. Selain itu, hal ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya. (Redaksi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *